Harumkan Nama Indonesia, Tiga Mahasiswa PENS Sabet Tiga Medali di WorldSkills ASEAN 2025

Spread the love

Surabaya, 10 September 2025 – Prestasi membanggakan datang dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Tiga mahasiswa vokasi dari PENS berhasil membawa tiga medali dalam ajang The 14th WorldSkills ASEAN Competition 2025 yang digelar pada 26–28 Agustus 2025 di Manila, Filipina. Prestasi ini tidak hanya mengangkat nama perguruan tinggi, tapi juga menjadi kebanggaan bagi Jawa Timur dan Indonesia secara keseluruhan.


Siapa Saja Peraih Medali dan Bidangnya

Medali yang diraih oleh mahasiswa PENS meliputi:

  • Gold Medal untuk kategori Collaborative Robot, diperoleh oleh M. Henry Akmal (Prodi Sarjana Terapan Mekatronika). Kategori ini adalah salah satu bidang baru pada gelaran tahun ini, yang menuntut integrasi robotika dalam konteks industri.
  • Bronze Medal diraih oleh Reno Surya Permana dan Ro’Uf Aufa Rifqi
    – Reno berlaga di prodi yang sama dengan Henry, yaitu Mekatronika.
    – Ro’Uf berasal dari Prodi Sarjana Terapan Teknik Elektro Industri.

Sehingga total ada 1 emas dan 2 perunggu dari PENS dalam kompetisi tersebut.


Perjalanan Menuju Asian Level: Proses, Seleksi, dan Training

Cerita sukses ini tidak terjadi dalam sekejap. Berikut tahap-tahap yang dilewati:

  1. Seleksi tingkat daerah dan provinsi – Ro’Uf dan Reno mulai dari seleksi di tingkat provinsi agar bisa maju ke LKS Nasional.
  2. LKS (Lomba Kompetensi Siswa) Nasional – Diselenggarakan di Lampung pada 19 Agustus 2024. Di sinilah mereka mendapatkan banyak pengalaman kompetitif dan sekaligus titik tolak menuju panggung ASEAN.
  3. Seleksi akhir di bawah Kementerian Tenaga Kerja – Setelah LKS Nasional, peserta harus melewati seleksi lebih lanjut yang melibatkan pembekalan dan penilaian lebih ketat.
  4. Pembekalan spesifik untuk bidang tertentu
    • Henry Akmal mendapat pelatihan di Training Center PT. Alpha Karya Mechatronics di Tangerang sejak 11 April hingga akhir Agustus sebelum keberangkatan ke Manila.
    • Untuk Ro’Uf dan Reno, meski pelatihannya tidak secara formal di PENS, mereka menjalani proses pembekalan melalui seleksi dan latihan untuk menyesuaikan dengan standar kompetisi.

Tantangan yang Dihadapi

Beberapa hal yang menjadi rintangan selama persiapan dan di lapangan kompetisi:

  • Bidang lomba baru – Collaborative Robot adalah kategori baru pada kompetisi tahun ini, sehingga pengembangan materi, metode, dan perangkat pendukungnya memerlukan adaptasi cepat.
  • Perbedaan perangkat dan bahasa pemrograman – Henry mengungkap bahwa lawan-lawannya dari negara seperti Malaysia dan Filipina sudah terbiasa menggunakan hardware dan bahasa pemrograman yang sama dengan soal lomba, sedangkan timnya menggunakan merk dan perangkat berbeda (misalnya Schneider). Adaptasi menjadi kunci agar bisa bersaing.
  • Beban psikologis dan tekanan kompetisi – Mulai dari seleksi sejak SMK, persaingan pada LKS, hingga tantangan saat berada di panggung ASEAN yang menghadapi kontestan berpengalaman dari 10 negara.

Dukungan PENS dan Stakeholder

Kesuksesan ketiga mahasiswa ini tidak lepas dari dukungan lembaga dan pihak-pihak terkait:

  • PENS melalui Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Kholid Fathoni, menyatakan rasa bangga dan melihat prestasi ini sebagai bukti mutu pendidikan vokasi yang mampu bersaing di tingkat internasional.
  • Pelatihan dan pembekalan eksternal seperti di perusahaan mitra (PT. Alpha Karya Mechatronics) menjadi sangat penting terutama untuk bidang baru dan teknologi robotik.
  • Jalur seleksi mahasiswa PENS yang mengakomodasi prestasi, yaitu melalui SNBP, Mandiri Prestasi, dan lain-lain, turut membantu para siswa SMK untuk lebih fokus karena sudah mendapat kepastian akademik sebelum kompetisi besar.

Apa Arti Prestasi Ini

Prestasi ini memiliki beberapa makna penting:

  • Pembuktian daya saing vokasi – Bahwa pendidikan vokasi Indonesia, khususnya PENS, mampu menghasilkan talenta yang tidak hanya kuat di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di kawasan ASEAN.
  • Inspirasi bagi calon mahasiswa dan siswa SMK – Bagi mereka yang tengah berjuang di seleksi LKS atau kompetisi sejenis, kisah Henry, Reno, dan Ro’Uf bisa menjadi motivasi bahwa kerja keras, konsistensi pelatihan, dan keberanian mencoba bidang baru itu membuahkan hasil.
  • Menambah portofolio akademik dan reputasi kampus – Beberapa prestasi PENS di seleknas, sebelumnya di Lyon, dan kini di ASEAN memperkuat posisi PENS sebagai institusi vokasi unggulan di Indonesia.

Penutup & Harapan ke Depan

Prestasi di WorldSkills ASEAN 2025 ini bukanlah titik akhir. Ada banyak peluang dan tantangan ke depan:

  • Perlu lebih banyak investasi dalam fasilitas dan peralatan yang sesuai standar internasional agar mahasiswa tidak ketinggalan saat bersaing.
  • Pengembangan kurikulum yang adaptif, khususnya di bidang-bidang teknologi baru yang terus berkembang seperti robotika, otomasi, kolaboratif robot, AI, dan lain-lain.
  • Penguatan kolaborasi antara institusi pendidikan, industri, dan pemerintah agar dukungan pembekalan, mentor, dan pelatihan bisa lebih sistematis dan masif.
  • Peluang bagi PENS dan institusi vokasi lainnya untuk terus membuka jalur-jalur prestasi, baik dari level SMK → seleksi nasional → internasional, agar pipeline talenta lebih kuat.

Dengan keberhasilan ini, PENS sekali lagi membuktikan bahwa dedikasi, pelatihan yang terstruktur, dan semangat pantang menyerah dapat menghasilkan prestasi di level ASEAN. Semoga pencapaian ini menjadi batu loncatan bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya, bersaing, dan jangan pernah takut menghadapi tantangan baru.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *