Siap Bertarung di Panggung Nasional: Mahasiswa PENS Raih Juara 2 di Wilayah LLDIKTI VII, Langkah Awal Menuju Kejuaraan Nasional

Spread the love

Surabaya, 20 Oktober 2025 — Kabar membanggakan datang dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Dafit Ody Endriantono, mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektronika, berhasil meraih Juara 2 Mahasiswa Berprestasi kategori Diploma tingkat Wilayah LLDIKTI VII, sekaligus memastikan dirinya sebagai delegasi PENS dalam kompetisi tingkat nasional mendatang.

Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa vokasi juga memiliki kapasitas inovasi dan kompetensi yang tak kalah dibanding program sarjana. Berikut kisah, proses, tantangan, serta harapan di balik pencapaian yang menginspirasi ini.


Lomba Mahasiswa Berprestasi: Jalur Seleksi Panjang dan Kompetitif

Kompetisi Mahasiswa Berprestasi di wilayah LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) bukanlah ajang ringan. Peserta harus melalui beberapa tahap seleksi ketat, meliputi:

  1. Seleksi portofolio unggulan — mencakup prestasi akademik, non-akademik, penelitian, pengabdian masyarakat, publikasi, dan capaian lainnya.
  2. Tes Bahasa Inggris — menguji kemampuan komunikasi dan pemahaman bahasa asing.
  3. Presentasi gagasan dan tanya jawab mendalam (Q&A) — peserta memaparkan ide kreatif/inovatif mereka, kemudian diuji dalam sesi tanya jawab kritis.

Dalam fase wilayah LLDIKTI VII, kompetisi tersebut memunculkan Dafit sebagai salah satu finalis kuat. Dari puluhan kandidat di wilayah tersebut, Benjamin menunjukkan kualitas gagasan yang unggul serta kemampuan presentasi yang matang.

Keberhasilan ini tidak datang tiba-tiba, melainkan lewat persiapan matang, pendampingan dosen pembimbing, simulasi presentasi, serta dukungan moral dan teknis dari kampus dan teman-teman. “Teknologi harus dekat dengan pengguna, aman, dan membawa manfaat nyata,” tegas Dafit tentang nilai yang ingin ia sampaikan lewat karyanya.


“APENS IoT” — Karya Inovatif yang Membawa Keunggulan

Ide gagasan yang diusung oleh Dafit bernama “APENS IoT”, yakni sebuah perangkat portabel cerdas yang dirancang untuk memantau kondisi tanaman sekaligus mengelola pemberian pakan ikan pada sistem akuaponik, dilengkapi aplikasi Android sebagai pusat kendali.

Beberapa aspek teknologi dan fungsi utama dari APENS IoT:

  • Pemantauan parameter penting seperti amonia, pH, suhu air, kelembapan, dan kandungan nutrisi.
  • Otomatisasi pemberian pakan ikan, sehingga sistem lebih efisien dan minim intervensi manual.
  • Aplikasi pengguna berbasis Android yang menjadi antarmuka bagi petani/pegiat akuaponik untuk memantau dan mengontrol sistem dalam real time.

Inovasi ini menarik karena menggabungkan aspek pertanian modern, teknologi Internet of Things (IoT), dan keberlanjutan. Dengan memonitor kondisi lingkungan tanaman & ikan, pengguna dapat mendeteksi potensi masalah lebih awal dan menyesuaikan tindakan sebelum kerugian terjadi.

Dalam pemaparan gagasannya, Dafit juga menekankan pentingnya aspek pengguna (user-friendly), keamanan, dan nilai manfaat nyata, bukan sekadar inovasi yang “canggih” tanpa kegunaan praktis.


Antara Prestasi dan Esensi Pengembangan Diri

Bagi banyak orang, gelar “Mahasiswa Berprestasi” mungkin identik dengan penghargaan atau titel saja. Namun bagi Dafit, pencapaian ini mencerminkan proses panjang membangun kompetensi, jaringan (networking), dan karakter.

Ia menyatakan:

“Pelajaran paling berharga adalah konsistensi kecil yang diulang setiap hari. Itu lebih kuat daripada lompatan sesaat.”

Menurutnya, prestasi sejati bukan hanya tentang berada di podium, tetapi bagaimana prestasi itu memicu budaya dokumentasi, riset aplikatif, dan kolaborasi lintas disiplin. Harapannya, prestasi yang diraihnya dapat menjadi pemantik agar ekosistem prestasi di PENS berkembang secara berkelanjutan.

Konteks vokasi (program diploma atau sarjana terapan) juga menjadi titik pijak penting. Prestasi ini membuktikan bahwa lulusan vokasi dapat tampil di panggung nasional dengan gagasan dan kualitas yang kompetitif.


Menuju Arena Nasional: Tantangan dan Harapan

Perhelatan kompetisi nasional Mahasiswa Berprestasi akan diselenggarakan pada 25–29 Oktober 2025 di Universitas Diponegoro, di mana perwakilan dari berbagai wilayah se-Indonesia akan mempresentasikan gagasan terbaik mereka.

Menjadi delegasi nasional menuntut kesiapan lebih tinggi:

  • Peningkatan konten portofolio agar lebih impresif dan eksploratif.
  • Persiapan presentasi yang lebih matang, termasuk visualisasi, teknik public speaking, penguasaan data pendukung.
  • Simulasi tanya jawab dan antisipasi pertanyaan kritis, agar peserta mampu menjawab pertanyaan mendalam dari juri.
  • Dukungan psikologis & mental, karena tingkat kompetisi semakin sengit di level nasional.

Dukungan penuh dari pihak kampus menjadi faktor penting. Bimbingan dari dosen, pendampingan teknis, penyediaan fasilitas latihan, hingga dukungan administrasi adalah elemen-elemen krusial agar delegasi dapat tampil dengan percaya diri.


Makna Lebih dari Sekadar Juara

Prestasi Dafit Ody Endriantono di ajang LLDIKTI VII membuka pandangan baru bahwa mahasiswa vokasi — terutama program diploma atau sarjana terapan — memiliki potensi besar untuk bersaing dan berinovasi. Ke depan, semoga:

  • Mahasiswa lain terinspirasi untuk aktif berkarya, mengajukan riset, dan berpikir solutif terhadap persoalan sosial-petani-lingkungan.
  • PENS sebagai institusi makin memantapkan budaya prestasi, riset terapan, dan kolaborasi lintas bidang.
  • Inovasi seperti APENS IoT berkembang menjadi produk nyata yang dapat dimanfaatkan masyarakat, khususnya sektor akuaponik dan pertanian modern.

Dengan bekal semangat, kerja keras, dan dukungan ekosistem, Dafit akan membawa nama baik almamaternya ke panggung nasional. Semoga langkahnya menjadi titik tolak bagi prestasi-prestasi berikutnya — bukan hanya penghargaan, tetapi kontribusi nyata bagi kemajuan teknologi dan masyarakat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *