Di hadapan para alumni PENS yang antusias, Galang Wahyudi memaparkan pengalaman nyata bagaimana sebuah UMKM kelas UKM berhasil menembus pasar internasional dengan rencana ekspansi yang terstruktur. Dalam pertemuan kongres yang sarat diskusi, Galang menekankan bahwa pasar global bukan sekadar peluang tambahan, melainkan strategi penting untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan.
- Contoh kongkret: Sebuah perusahaan UKM yang baru meluncurkan produk sabun pada November 2023 berhasil mengekspor 160.000 potong sabun ke Saudi Arabia dalam satu invoice pada April 2024. Hasil ini dicapai dalam rentang waktu singkat, menunjukkan potensi unggulan pasar global dibandingkan pasar domestik yang tetap dihadapkan pada berbagai regulasi dan persyaratan yang kompleks bagi UMKM.
- Alasan utama dorongan global: Regulasi domestik yang sering menjadi hambatan, sedangkan pasar global biasanya memiliki kerangka regulasi yang lebih terpadu untuk produk-produk ekspor, sehingga peluang untuk menembus pasar yang kurang terlayani di wilayah domestik bisa lebih besar.
- Analogi demografis: Indonesia dengan populasi sekitar 300 juta jiwa sering dibanggakan sebagai potensi pasar besar. Namun, pertanyaan yang muncul di sesi tanya jawab adalah apakah seluruh populasi tersebut adalah pasar yang dapat dijangkau dengan mudah, atau jika memang iya, untuk siapa sebenarnya pasar itu dan sejauh mana regulasi dalam negeri mendukung UMKM.
- Tujuan praktis: Menjawab pertanyaan tersebut, Galang menekankan bahwa fokus sebaiknya pada identifikasi target pasar yang jelas, memahami kebutuhan negara tujuan, serta memanfaatkan peluang pasar global yang kadang tidak tersedia di pasar domestik karena hambatan regulasi lokal.
Insight dan Implikasi
- Kebijakan dan regulasi: Meski pasar global menawarkan lintasan pertumbuhan yang lebih cepat, UMKM tetap perlu menavigasi aturan ekspor-impor, standar produk (misalnya kemasan, label, sertifikasi halal/clean label, dll.), serta logistik lintas negara. Kolaborasi dengan badan pendukung ekspor dan konsultan perdagangan bisa menjadi kunci.
- Strategi go-to-market: Pilihan negara tujuan (misalnya negara dengan permintaan sabun yang tinggi, regulasi impor yang relatif sederhana, dan peluang logistik yang efisien) menjadi faktor penentu. Riset pasar prioritas dan rencana skala kecil–menengah–besar (pilot, ramp-up produksi, dan peningkatan kapasitas) disarankan.
- Pembelajaran dari contoh nyata: Kisah 160.000 potong sabun ke Saudi menunjukkan bahwa dengan persiapan yang tepat, ekspor bisa dicapai dalam hitungan bulan. Hal ini menjadi referensi bagi UMKM lokal untuk mulai menilai kesiapan produksi, kemasan konform dengan pasar asing, serta kanal distribusi internasional.
Pertanyaan untuk Diskusi Lanjutan
- Negara mana yang menjadi target utama untuk ekspor sabun UMKM Anda selanjutnya, dan apa kriteria pemilihannya?
- Kendala regulasi apa saja yang paling sering ditemui UMKM di pasar domestik, dan bagaimana solusi praktis untuk mengatasinya?
- Bagaimana UMKM bisa membangun kapasitas produksi yang fleksibel untuk memenuhi permintaan ekspor secara konsisten?
- Sejauh mana kesiapan kemasan, label, dan sertifikasi produk untuk pasar global, serta langkah apa yang diperlukan untuk mendapatkannya?
Kutipan Potensial
- “Pasar global bukan sekadar peluang tambahan, tetapi jalan pintas untuk pertumbuhan cepat jika kita tahu ke mana sasaran pasar kita.”
- “Dengan contoh konkret ekspor 160.000 potong sabun ke Saudi dalam satu invoice, kita bisa lihat bahwa hambatan domestik mungkin menghalangi, sedangkan pasar global bisa jadi lebih terbuka.”
Penutup
Kongres Ikatan Alumni PENS kali ini berhasil menginspirasi para alumni dan UMKM untuk mempertimbangkan ekspansi global sebagai bagian integral dari strategi pertumbuhan. Kisah Galang Wahyudi dan contoh nyata rekan UMKM menunjukkan bahwa, dengan perencanaan yang matang, akses ke pasar internasional bisa menjadi kenyataan. <gas>



